Kaawan.com Radiomu Jogja (YOGYA) - Agenda wisata DIY makin hangat terdengar dengan adanya rencana pelaku industri bisnis pariwisata DIY akan turut mendukung adanya Asean Tourism Forum (ATF) di JEC 3-6 Februari 2023. Hal ini ditegaskan Kepala DISPAR DIY, Singgih Rahardjo, kepada Ketua PINBAS MUI DIY, Jumarodin, Kamis, 26 Januari 2023, di kantor DISPAR DIY, Jalan Raya Janti No.4 Wonocatur, Banguntapan, Bantul 55198. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan kaitan hal ini apakah wisata produk halal di DIY tahun 2023 sudah siap? Penjelasannya sebagai berikut:
Kedua. Adanya destinasi wisata yang menarik dan tumbuh menjadi pilihan semua komunitas masyarakat, hal ini secara otomtis dapat menghidupkan UMKM dan bisnis di lokasi wisata dan otomatis juga akan ikut mengentaskan kemiskinan warga sekitar di lokasi sekitar tempat wisata. Ironi, jika ada wisata yang hidup dan seolah ramai dengan padatnya wisatawan menjejali Yogyakarta, tapi tidak berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Seharusnya kuantitas kunjungan wisatawan di daerah berdampak pada kualitas hidup masyarakat di daerah itu.
Sifat mengalah warga Yogya untuk tidak keluar rumah saat Yogya penuh wisatawan seharusnya diperhatikan oleh pemerintah, dengan kompensasi kebaikan. Wujudnya banyak cara. Perlu dikaji lebih mendalam lewat riset oleh Perguruan Tinggi secara rutin. Bagaimana kondisi masyarakat ketika banyak wisatawan berjubel dengan keramaian dan kemacetan di daerahnya tetap damai dan bahagia hingga kondisi masyarakat itu juga mendukung adanya wisatawan daerah yang sedang rame syukur terus dijaga rame setiap saat bersama sama.Ketiga. Adanya banyak orang yang penasaran untuk datang ke Solo karena ada masjid Al Sayed yang megah dan luas sumbangan dari Arab Saudi, menjadi pengingat kita bahwa keberadaan masjid yang megah, dikelola secara profesional dan welcome kepada semua pendatang juga akan menjadi menarik wisatawan datang. Keberadaan masjid di Yogyakarta yang makmur juga bisa memiliki peran sebagaimana masjid Jogokariyan Yogyakarta, sangat dibutuhkan dan diperbanyak karena juga menjadi magnet wisatawan datang ke Jogja dan DIY.
Saat ini harus ada penyadaran para pengelola masjid atau takmir untuk mau menjadikan masjid juga menjadi destinasi wisata rohani. Bahkan di setiap masjid bisa dihidupkan kegiatan bisnis atau koperasi yang profesional dan menjadi partner UMKM dengan produk halanya. Kalau disekitar masjid ada pasar produk halal rutin, secara otomtis juga akan mampu menjadi tujuan wisata produk halal juga di DIY.
Empat. Adanya Kota Yogyakarta perlu juga dibangun destinasi wisata religi berbasis makam atau kuburan. Sebagai contoh, di komplek kampus Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta di Jl Ringroad selatan telah dibangun museum Muhammadiyah yang megah dan isinya sangat modern dan menantang wisatawan untuk memahami perkembangan dakwah islam melalui gerakan persyarikatan Muhammadiyah dan ada juga tokoh nasional dan menjadi pahlawan nasional nya juga.
Nah tidak jauh dari komplek kampus UAD, ada makam pendiri Muhammadiyah KHA Ahmad Dahlan di kampung Karangkajen. Ziarah ke makam bagi seorang muslim itu disunahkan. Maka kalau misalnya makam Kyai Ahmad Dahlan itu dikemas dan dikelola menjadi rangkaian dari adanya paket destinasi wisata ziarah, barangkali menjadi menarik dan perlu dipraktekkan. Tetapi bagaimana tata cara dan etika berziarah sesuai sunnah rosul, harus ditata dan dijadikan aturan bagi wisatawan ziarah agar hati senang dan juga dapat nilai ibadah serta tidak sia sia kegiatannya.Sungguh menarik andaikan jutaan warga Muhammadiyah khususnya, dan kaum muslim di seluruh dunia berziarah kepada pendiri Muhammadiyah dan sekaligus melihat hasil hasil ikhtiarnya almarhum di Musium Muhammadiyah di komplek kampus empat UAD Jalan Lingkar selatan Ring road. serta tempat Ziarah makam yang sesuai tuntutan Rosulullah, tentu menarik diadakan dan diperbanyak di Yogyakarta.
Kelima. Ada Kraton di Kota Yogyakarta seharusnya menjadi simbol dan menjadikan kota yang penuh berkah. Di antaranya banyak makanan yang halal (aman dikonsumsi) dan toyyib (bergizi). Adanya penjual makanan dengan menu daging anjing dan babi harus diperjelas keberadaan dan lokasinya. Pemerintah harus mau menertibkan dengan zonasi atau memaksa kepada para penjualnya untuk transparan, misalnya penjual tongseng anjing tidak boleh menamakan dengan tongseng jamu, juga babi tidak boleh menggunakan istilah B2 tapi harus ditulis apa adanya di kaca pintu masuk warungnya atau papan namanya bahwa warung ini menjual makanan berbahan daging anjing atau daging babi. Dengan demikian para pembeli lebih khusus kepada orang orang yang memang suka akan memudahkan semuanya dan jelas.
Keenam. PINBAS MUI DIY sangat senang membuka kerjasama dengan banyak UMKM untuk mendapatkan sertifikat halal untuk produk makan dan minuman nya lokal berbahan nabati termasuk sertifikasi halal gratis (SEHATI) dengan kategori pernyataan pelaku usaha (SELF DECLARE) dengan WA ke CP: 0821.3524.2080, disamping lewat regular berbayar prosesnya. Pengakuan halal atas produk tertentu pastilah memberi manfaat dan akan memberi nilai tambah suatu produk pada tingkat penjualannya. UMKM Pemilik produk halal pasti akan mendapatkan keberkahan dan kehidupan yang lebih baik disamping juga para pembelinya dengan transaksi produk halal dan toyyib ini.
Disamping kunjungan ke DISPAR DIY dan FEB UAD, PINBAS MUI DIY juga akan berkunjung ke kampus dan kantor lainnya yang punya kaitannya dengan kegiatan wisata halal di DIY agar terjadi sinergi dan kolaborasi kegiatan seperti adanya galery produk halal di setiap kampus, res area dan kantor di DIY yang banyak dilewati oleh perjalanan wisatawan.
Wisata produk halal dalam kegiatan pariwisata di DIY perlu mendapat perhatian semua pihak disamping PINBAS MUI DIY agar dapat saling membantu bagaimana mengentaskan kemiskinan dan mencerdaskan masyarakat di DIY. Semua itu dapat dimulai dari produk kegiatan wisata produk halal disamping hotel, restoran, travel, rekreasi, medis dan SPA yang disajikan kepada masyarakat wisatawan yang sedang berkunjung di DIY, demikian tegas Drs H Jumarodin, MM adalah Ketua PINBAS MUI DIY.
Saat ini posisi wisata dunia di Indonesia menurut State of The Global Islamic Economy (SGIE) Report 2022 adalah (1)rangking kedua untuk halal food setelah Malaysia, (2)rangking ketiga untuk modest fashion setelah united arab emirates, dan Turkey, (3)rangking keenam untuk islamic finance, setelah Malaysia, Saudi Arabia, Bahrain, Kuwait, dan United Arab Emirates, (4)rangking sembilan untuk pharma and cosmetics, setelah Singapore, Malaysia, Netherlands, Belgium, France, Egypt, Turkey, dan United Arab Emirates, dan belum masuk sepuluh besar untuk (5)media and recreation, yang tiga besarnya adalah Malaysia, Singapore dan United Arab Emirates, and (6)muslim friendly travel, yang masuk tiga besarnya adalah Malaysia, Singapore dan Turkey. (Kak Juma, Jurnalis Radiomu Jogja dan Kaawan.com)